Data yang diperoleh dari hasil sensus atau survei penduduk biasanya masih mengandung kesalahan. Kesalahan yang sering ditemukan adalah kurang tepatnya pelaporan umur khususnya banyak terjadi pada usia penduduk tua dan penduduk di daerah perdesaan. Hal ini disebabkan sebagian penduduk daerah perdesaan tidak menganggap perlu mengingat/mencatat tanggal kelahirannya, sehingga pelaporan umur hanya berdasarkan perkiraan responden atau perkiraan petugas pencacah. Ada pula penduduk yang mengetahui umurnya secara pasti tetapi karena alasan-alasan tertentu cenderung melaporkan umurnya menjadi lebih tua atau lebih muda.

Evaluasi data merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengetahui berapa besar kesalahan pencacahan (coverage errors). Kesalahan pencacahan timbul karena beberapa orang lalai dari sensus tanpa dapat dihindari, misalnya gelandangan, sedang berpergian, atau over look out oleh pencacah atau pewawancara. Kesalahan pencacahan juga dapat terjadi akibat kegagalan dalam melaporkan atau mencacat umur dari penduduk yang dihitung dalam sensus atau karena umur yang dilaporkan salah. Oleh karena itu, untuk mengetahui seberapa besar kesalahan tersebut perlu diadakan evaluasi terhadap distribusi umur sebelum digunakan dalam perhitungan untuk dasar suatu kebijakan.

Mengingat pentingnya data mengenai umur, maka untuk memperoleh keterangan umur yang lebih baik, dalam pelasanaan sensus penduduk dan survei penduduk antar sensus telah ditempuh berbagai cara. Seperti mencatat tanggal, bulan dan tahun lahir responden dalam kalender masehi. Bagi responden yang tidak tahu tanggal lahir dalam kalender masehi, disediakan tabel konversi kalender Islam, Jawa, Sunda. Terakhir, untuk responden yang tidak tahu tahun kelahirannya, tetap diusahakan untuk memperoleh keterangan umur dengan menghubungkan kejadian penting setempat atau nasional, atau membandingkan dengan umur orang/tokoh setempat yang diketahui waktu kelahirannya.

Walaupun berbagai usaha untuk memperoleh keterangan umur yang valid sudah dilakukan namun data penduduk menurut umur dalam sensus penduduk  masih tidak terlepas dari kesalahan pelaporan. Kesalahan yang terjadi antara lain karena adanya kebiasaan penduduk, terutama yang tidak tahu tanggal lahirnya, melaporkan umurnya pada tahun-tahun yang berakhiran 0 dan 5. Hal ini jelas terlihat dalam piramida penduduk DI Yogyakarta hasil Sensus penduduk 2000, penduduk yang umurnya berakhiran 0 dan 5 sangat menonjol jika dibandingkan dengan umur sekitarnya (Gambar dibawah ini).

Gambar : Piramida Penduduk DI Yogyakarta (hasil sensus 2000)

(Sumber : www.bps.go.id)

Selain dengan melihat piramida penduduk umur tunggal, kesalahan-kesalahan pada data yang berkaitan dengan umur. Untuk mengadakan evaluasi terhadap umur, serta perapianya, sebelum data digunakan dalam perhitungan proyeksi penduduk atau ukuran demografi yang lain ada beberapa metode evaluasi yaitu:

Index gabungan (Joint Score Index)

Indeks Wipple

Indeks Myer

Level Of Mortality Metode Brass dan Metode Sullivan

 

Cara menghitung berbagai indeks untuk evaluasi data penduduk silahkan klik link tersebut.



Post a Comment

Previous Post Next Post