Kerak bumi atau litosfer (lithosphere) dibentuk oleh material dengan sifat yang tidak homogen dan tidak memiliki kepadatan atau kerapatan massa, massa jenis dan berat jenis yang merata, hal itu membuat kerak bumi mengalami keseimbangan atau isostasi, pembahasan mengenai isostasi silakan disimak pada artikel dibawah ini :

KONSEP ISOSTASI

Isostasi (Isostasy) pertama kali dikenalkan oleh seorang geolog asal Amerika Serikat yaitu, Clarence Edward Dutton , dari kata Yunani yang berarti "dalam kesamaan tekanan". Secara istilah Isostasi adalah suatu kesetimbangan atau keberimbangan antara batuan-batuan berat dan ringan dalam kerak bumi. Selama belum tercapai keseimbangan maka kerak bumi akan bergerak mencari keseimbangannya.

Isostasi merupakan kondisi keseimbangan gravitasi antara lapisan kerak bumi dan mantel yang mengakibatkan kerak seolah "mengapung" di atas mantel. Teori ini pada dasarnya menjelaskan bahwa bagian lempeng bumi yang berupa daratan umumnya dibentuk oleh material batuan dengan massa jenis dan berat jenis rendah, sementara material pada dasar laut terbentuk oleh material bermassa dan berberat jenis lebih tinggi. Agar beban seimbang, maka material di daratan lebih tebal dibanding dengan yang di dasar laut. Hal itu membuat kerak benua lebih tebal dari kerak samudera.

Efek dari gaya isostasi dapat dianalogikan seperti gunung es yang mengapung di lautan. Bila massa es ditambah ke atas, maka gunung es akan semakin tenggelam ke dalam air. Namun bila massa es dalam gunung dikurangi, maka gunung es akan semakin naik dari dalam air. Hal ini juga terjadi pada litosfer bumi yang mengapung di atas astenosfer.


  Gambar 1 : Bongkahan Es yang mengapung

(Sumber: cnnindonesia)


TEORI ISOSTASI MENURUT PARA AHLI

Menurut Pratt, keseimbangan isostasinya akan tercapai dalam kondisi topografi bagaimanapun. Pada kepadatan normal dari lapisan SIAL (Silisium Aluminium) adalah 2,67, maka kepadatan pegunungan setinggi 6 km adalah 2,52 dan pada kedalaman dasar laut sedalam 5 km adalah 2,76.

Pratt memberikan ilustrasi dengan menggunakan berbagai logam yang berat jenisnya tidak sama tetapi penampang dan beratnya dibuat sama, kemudian diapungkan ke dalam air raksa. Ternyata logam yang berat jenisnya lebih besar hanya sedikittersembul di atas permukaan air raksa, sedang logam yang berat jenisnya kecilbanyak tersembul di atas permukaan air raksa.

Gambar 2 : Perbedaan Teori Isostasi A menurut Pratt, dan B Menurut Airy

(Sumber : Jurnal Jack M dan M Djen, 2010)


Menurut Airy , kepadatan kulit SIAL semuanya sama, setiap unsur topografi sudah dikompensasikan oleh keseluruhan unsur yang ada di bawahnya. Dengan demikian setiap saat terjadi sudah dalam keadaan keseimbangan. Kepadatan kulit benua 2,67 letaknya diatas SIMA (Silisium Magnesium) yang lebih berat dengan kepadatan 3,27. Di bawah pegunungan terdapat akar yang menunjam ke dalam SIMA, sehingga gaya beratnya seimbang. Pegunungan setinggi 6 km, akarnya mencapai 26,7 km. Dasar laut sedalam 5 km, lapisan sialnya akan lebih tipis, kira-kira lebih tipis 13,7 km daripada tebal lapisan benua di atas permukaan air laut.

Airy mengemukakan hipotesisnya pada tahun 1855 dengan jalan pikiran yang agak berbeda dengan Pratt. Airy membenarkan bahwa batuan yang menyusun kerak bumi tidak sama densitasnya, namun perbedaan densitas batuan tidak terlalu besar untuk menghasilkan perbedaaan ketinggian permukaan bumi yang sedemikian besarnya.

Airy memberikan ilustrasi yang mirip dengan ilustrasi Pratt, hanya menggunakan logam yang sejenis, penampangnya juga dibuat sama tetapi tebalnya tidak sama. Setelah logam dimasukkan kedalam air raksa, ternyata logam yang lebih tebal tersembul lebih tinggi di atas permukaan air raksa daripada logam yang tipis. Dengan demikian Airy berkesimpulan bahwa perbedaan ketinggian permukaan bumi bukan disebabkan oleh perbedaan densitas batuan tetapi akibat dari perbedaan tebal lapisan kerak bumi.

Hipotesis Airy ini sering disebut the Roots of Mountains hypothesis of isostasi. Pendapat Airy ini lebih banyak dianut oleh para ahli geologi, namun tidak berarti bahwa pendapat Pratt salah. Densitas batuan penyusun kerak bumi memangtidak sama, demikian juga tidak semua pegunungan akarnya jauh masuk kedalam bumi.



DAFTAR RUJUKAN

Jack M danM DJen.2010.Tenggelamnya Jakarta Dalam Hubungannya Dengan Konstruksi Bangunan Beban Megacity.Jakarta:LIPI

Tati Budi K.2016.Buku Ajar Agrogeologi dan Lingkungan. Denpasar: Universitas Udayana

https://id.wikipedia.org/wiki/Isostasi

http://www.pekerjatambang.com/search/isostasi

Post a Comment

Previous Post Next Post